Berita

Koneksi Antar Materi Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional

10 Sep 2024 18:44:23

Admin

Image

Jombang, 15 September 2024. Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa pendidik yaitu penuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pemikiran tersebut mengingatkan kita bahwa tugas pendidik sebagai pemimpin pembelajaran yaitu menumbuhkan motivasi mereka untuk dapat membangun perhatian yang berkualitas pada materi dengan merancang pengalaman belajar yang mengundang dan bermakna. Kita merencanakan secara sadar pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan murid-murid untuk mewujudkan potensi yang dimiliki.

Kesadaran akan proses pendidikan yang dapat menuntun tumbuh kembang murid secara holistik sudah menjadi perhatian pendidik sejak lama. Kesadaran ini berawal dari teori Kecerdasan Emosi Daniel Goleman, dikembangkanlah CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) pada tahun 1995. Sebagai konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE). Konsep ini berdasarkan berdasarkan kerangka CASEL tersebut dikembangkan Daniel Goleman bersama sekelompok pendidik, peneliti, dan pendamping anak. PSE berbasis penelitian ini, bertujuan untuk mendorong perkembangan anak secara positif dengan program yang terkoordinasi antara berbagai pihak dalam komunitas sekolah.

Pengertian Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE)

Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah Pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.

Tujuan Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE)

1.         Memahami, menghayati dan mengelola emosi (kesadaran diri)

2.         Menetapkan dan mencapai tujuan positif (manajemen diri)

3.         Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)

4.         Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan membangun relasi)

5.         Membuat keputusan yang bertanggung jawab (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)

Menerapkan PSE dengan kerangka CASEL (Collaborative for the Advancement of Social and Emotional Learning). Pembelajaran Sosial Emosional dalam kerangka CASEL ini mencakup 5 komponen yaitu: Kesadaran Diri (Self Awareness), Pengelolaan Diri (Self Management), Kesadaran Sosial (Social Awareness), Kemampuan Berinteraksi Sosial (Relationship Skills), Pengambilan Keputusan Bertanggung Jawab (Responsible Decision-Making).


Image

Well-Being

Well-being adalah kondisi nyaman, sehat, dan bahagia. Kondisi individu yang memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya.

Implementasi Kompetensi Sosial dan Emosional

1.         Pengajaran Kompetensi Sosial Dan Emosional (KSE) secara eksplisit

Murid secara khusus memiliki kesempatan untuk menumbuhkan, melatih, dan merefleksikan kompetensi sosial dan emosional dengan cara yang sesuai dan selaras dengan perkembangan budaya

2.         Integrasi Kompetensi Sosial Dan Emosional (KSE) dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik

Tujuan KSE Kompetensi Sosial Dan Emosional (KSE) diintegrasikan ke dalam konten pembelajaran dan strategi pembelajaran pada materi akademik, musik, seni, dan pendidikan jasmani.

3.         Penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah

Lingkungan belajar di seluruh sekolah dan kelas mendukung pengembangan kompetensi sosial dan emosional, responsif secara budaya, dan berfokus pada upaya membangun hubungan dan komunitas

Kesadaran Diri (Mindfulnes)

PSE berbasis kesadaran penuh (mindfulness) dapat memberikan perhatian secara berkualitas yang didasarkan keterbukaan pikiran, rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan hati (compassion) yang akan membantu seseorang dalam menghadapi situasi-situasi menantang dan sulit. Kesadaran diri memberikan penghargaan terhadap perbedaan, pemahaman diri dan orang lain, kemampuan menghadapi tantangan dan perspektif yang berbeda-beda dari orang lain (resiliensi)

PSE Teknik STOP

PSE dengan STOP (Stop, Take a deep breath, Observe, dan Proceed) artinya S-Berhenti, T-ambil nafas dalam, O-amati sensasi pada tubuh, perasaan, pikiran dan lingkungan, P- selesai dan lanjutkan. STOP sebagai teknik pembelajaran yang bermanfaat dalam membangun kesadaran penuh (mindfulness), meredakan ketegangan, mengembalikan dan membangun fokus murid.

Keterkaitan Antar Materi

Keterkaitan antar materi sebagai bentuk penguasaan pemahaman saya terhadap materi yang telah dipelajari dengan mengaitkan materi awal sampai dengan materi saat ini modul 2.2. Penyampaian keterkaitan materi itu menandakan sejauh mana penguasaan dan pemahaman terhadap materi tersebut, yaitu:

ü Modul 1.1 Pembelajaran Sosial Emosional dengan Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Dari filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara– Guru sebagai Pamong, guru membutuhkan pemahaman dan penguasaan terhadap Kompetensi Sosial Dan Emosional (KSE) yang matang. Mampu menciptakan ekosistem sekolah yang mendorong pertumbuhan budi pekerti selain aspek intelektual. Harus paham benar dengan situasi lahir batin dirinya sendiri dan muridnya. Murid diajak untuk menyadari, melihat, mendengarkan, merasakan, mengalami pengalaman belajar yang dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosionalnya

ü Modul 1.2 Pembelajaran Sosial Emosional dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak

Guru dapat menumbuhkan nilai dan peran pada pendidik  dan murid dalam pengelolaan emosi sehingga nilai kemandirian dan pembelajaran yang berpusat pada murid serta peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran dan mendorong kolaborasi dapat tercapai dan berjalan seimbang.

ü Modul 1.3 Pembelajaran Sosial Emosional dengan Visi Guru Penggerak

Guru dapat mewujudkan visi yang diharapkan dengan melakukan prakarsa perubahan dengan memberikan pembelajaran kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, kemampuan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab sehingga diharapkan dapat mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

ü Modul 1.4 Pembelajaran Sosial Emosional dengan Budaya Positif

Guru dan murid dapat mengenali dan memahami emosi masing-masing sehingga mampu mengontrol diri dan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, aman, dan nyaman yang berpengaruh dalam penerapan budaya positif baik berupa disiplin positif maupun keyakinan kelas dengan sebaik mungkin sesuai dengan kesadaran diri dan manajemen diri.

ü Modul 2.1 Pembelajaran Sosial Emosional dengan Pembelajaran Berdiferensiasi

Guru dapat melakukan pembelajaran dengan mengidentifikasi perasaan dan emosi. Hal ini sejalan dengan pembelajaran berdiferensiasi yang memetakan kebutuhan murid diantaranya kesiapan murid, minat, dan profil belajar murid dengan menggunakan strategi diferensiasi konten, proses, dan produk, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan murid agar pembelajaran semakin menyenangkan dan dapat mewujudkan merdeka belajar.


Image

Sebelum mempelajari modul 2.2, saya berpikir bahwa kompetensi sosial dan emosional akan terbentuk dengan tersendirinya bersamaan dengan pembelajaran di kelas sehingga hanya fokus pada proses penyampaian materi (kognitif) sesuai dengan kurikulum. Setelah mempelajari modul ini, ternyata saya menyadari bahwa pembelajaran sosial emosional juga penting untuk diterapkan di sekolah karena mengabaikan pengembangan ketrampilan sosial dan emosional akan membawa dampak buruk secara akademik dan murid yang berkembang secara sosial dan emosional bersamaan dengan berkembangnya secara akademik.

Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being), 3 (tiga) hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah,

Ø Peningkatan 5 (lima) kompetensi sosial emosional, yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.

Ø Kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 (lima) kompetensi sosial dan emosional.

Ø Penerapan PSE berbasis kesadaran penuh yang terhubung, terkoordinasi, aktif, fokus dan eksplisit dapat mendukung terwujudnya well-being ekosistem sekolah.

Berkaitan dengan tiga hal mendasar di atas, perubahan yang saya terapkan di kelas dan sekolah bagi murid-murid:

·    Pengajaran eksplisit, yaitu dengan melakukan pengajaran eksplisit sebagai implementasi PSE ke pengajaran eksplisit memastikan murid memiliki kesempatan yang konsisten dalam menumbuhkan, melatih dan berefleksi tentang 5 Kompetensi Sosial Dan Emosional (KSE) dengan cara yang sesuai dan terbuka dengan ragam budaya.

·    Pembelajaran akademik terintegrasi Kompetensi Sosial Dan Emosional (KSE), yaitu dengan mengintegrasikan Kompetensi Sosial Dan Emosional (KSE)) ke dalam konten pembelajaran dan strategi pembelajaran pada materi akademik, seni, musik, dan pendidikan jasmani.

·    Keterlibatan murid, yaitu mengajak warga sekolah menghormati dan meningkatkan persepektif dan pengalaman murid dengan melibatkan murid sebagai pemimpin, pemecah masalah, dan pembuat keputusan.

Perubahan yang saya terapkan di kelas dan sekolah bagi rekan sejawat:

o Menjadi teladan, yaitu menerapkan Kompetensi Sosial Dan Emosional (KSE)  dalam peran dan tugas, menciptakan budaya saling memberi apresiasi, dan menumbuhkan rasa peduli dengan teman sejawat.

o Belajar, yaitu membiasakan melakukan refleksi Kompetensi Sosial Dan Emosional (KSE) pribadi, berkolaborasi antar rekan sejawat, mengembangkan pola pikir bertumbuh, memahami tahapan perkembangan murid, meluangkan waktu untuk berintropeksi (self-care) dan mengagendakan sesi berbagi praktik baik.

o Berkolaborasi, yaitu membuat kesepakatan bersama-sama, membuat komunitas belajar profesional, membuat sistem mentoring rekan sejawat, dan mengintegrasikan Kompetensi Sosial Dan Emosional (KSE)  dalam pelaksanaan rapat guru.

Akhirnya, peran kita sebagai pendidik adalah tugas mulia sekaligus membutuhkan keuletan dan kesabaran. Mari terus belajar, berefleksi, bertumbuh, berbagi, dan berkolaborasi untuk menjadi lebih baik bagi murid-murid kita.

Salam guru penggerak, Tergerak, bergerak , menggerakkan. Salam dan Bahagia

Sichatul Afwa

Calon Guru Penggerak Angkatan 11

Kabupaten Jombang


1 Komentar

Adi Wijaya, S.Pd (19 Sep 2024 18:09:51)

Sangat bagus... bisa dijadikan referensi.. Terima Kasih Saya juga CGP Angkatan 11 dari kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur SDN. 003 Muara Kaman

Tulis Komentar

Success! Komentar anda berhasil disimpan.
Warning! Isi nama anda dengan benar.
Warning! Silahkan isi komentar anda.

Lokasi Sekolah

Alamat

Jl. Baru Karya RT 02 RW 01 Dusun Mancar Timur Desa Mancar Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang

Email

slbtunasharapanii@gmail.com

Nomor Telepon

081333095639

Managed By ABK Istimewa
@2022 - 2025